Dua puluh tiga tahu sebagai gadis, hanya peria yang seorang ini merubah tabi'i rutinku. Ku kira ini sudah melampaui batas wanita. Aku menyalurkan rasa rinduku dengan amarah, walhal aku persembahkan rasa bersalah kecewa dengan kebisuan tanpa bicara. Siapa sangka, cinta dia sehebat magika. Perubahan tingkah juga karektorku dipengaruhinya. Dia cinta yang Tuhan anugerah. Aku? Hanya aku yang alpa. Nikmat yang dikurnia, aku noda. Maaf peria kesayangan! Maaf! Aku khilaf..........
No comments:
Post a Comment